Perjalananku di Dua Negara (Bagian kedua) -->

Header Menu

Perjalananku di Dua Negara (Bagian kedua)

Senin, 18 Februari 2013

Akhirnya bagian kedua dari kisah perjalanan di dua negara milik pak Wijiyono hadir juga di sini. Kisah pertamanya bisa Anda lihat di  bagian pertama Perjalananku di Dua Negara. Yuk kita ikuti kisah berikutnya yang mulai menginjak di negeri jauh di sana.

****

Sabtu pagi  tanggal 22 september 2012, Sehabis makan pagi, kami bersama rombongan berjalan-jalan di sekitar hotel menuju ke jalan Duren Tiga dan pasar minggu hingga sampai ke Pancoran sambil menikmati  suasana pagi di Jakarta,  kebetulan sabtu merupakan hari libur sehingga banyak ditemui orang  jalan pagi. Kami duduk sebentar menghilangkan rasa capek dan penat kaki, selanjutnya kami dan rombongan berbalik arah menuju ke jalan pasar Minggu untuk Kembali ke hotel Kaisar.  Kira-kira jam 0.9.00, kami sampai di hotel dan duduk-duduk di lobi hotel menunggu informasi kegiatan dari panitia. Memanfaatkan waktu senggang, kami bersama rombongan  sekali-kali  ceprat cepret dengan gayanya yang klasik.
Tak lama kemudian, Mas Sugeng datang, dan menginformasikan semua peserta benchmarking segera kumpul di ruang 301 lantai 1, untuk menerima pengarahan dari pak Wastandar. Beliau sebagai pimpinan program benchmarking ke Eropa. Tak lama kemudian peserta masuk ruangan,  dan bertemu  dengan pak Rahmansyah. Beliau sebagai team yang mengatur perjalanan kami selama di Eropa.
Beberapa menit kemudian, pak Wastandar datang. Beliau didampingi oleh mas Jaka dan mbak Titah, sebagai perwakilan dari Kemendiknas. Acara meeting dimulai jam 11.00, diakhiri jam 12.00 siang. Acara selanjutnya  pembagian paspor, visa dan tas untuk perjalanan. Usai penyerahan dokumen perjalanan, kami bergegas masuk ke kamar untuk persiapan pemberangkatan. Kami diberi waktu hanya 15 menit untuk siap-siap, dan harus kumpul di lobi sambil membawa koper masing-masing.
Kemudian kami sambil duduk-duduk di lobi menunggu jemputan datang. Tak lama kemudian bis Cipaganti meluncur dari depan hotel, masuk di plataran hotel. Seorang pegawai hotel menghampiri kernet, kemudian balik menuju ke lobi, dan memberitaukan  mobil jemputan sudah datang. Lalu kami dan rombongan bergegas menuju  bis.
 Kira-kira jam 13.00 bis berangkat menuju ke bandara Sukarno-Hatta. Selama perjalanan kami ditemani pihak panitia, yaitu Mas Sugeng dan Mas Wahyu. Beliau berdua yang bertanggung jawab masalah pemberangkatan  dan kepulangan nanti sampai di Indonesia.
Tepat jam 15.00 kami  sampai di bandara dan dikumpulkan di di depan Gate 2A pemberangkatan ke luar negeri. Di sana sudah ditunggu  mas Niman dan mas Sopyan, Dia yang membantu pengurusan masalah  bagasi saat di bandara.  Jam 17.00, Kami cek in  dan harus antri satu-satu untuk pengecekan paspor diplomatik, alhamdulillah lancar dan cepat.
Setelah selesai kami menuju ke tempat tunggu pemberangkatan pesawat Emirates Airways Gate E8 jurusan Milan transit di Dubai Uni Emirate Arab. Pesawat akan terbang jam 18.30 sore,  jadi masih ada waktu untuk melepas lelah, saya rebahkan  badan dan letakan tas jinjing sambil  menunggu waktu, kupejamkan mataku, tapi sulit terpejam. Mungkinkah karena angan-anganku tuk sampai  tanah jazirah Arab, yang konon merupakan tanah bersejarah umat islam.
Jam 16.30, semua penumpang masuk ke pesawat Boeng 7000 ER 300, semua antri dan masuk satu persatu melewati pintu utama sambil memegangi tiket. Saya mendapat kursi 25 E yang dekat jendela, suatu tempat yang nyaman. Kami masuk ke pesawat dan di sambut dengan ramah pramugari, pramugara yang berpakaian sopan sehingga menambah senang perjalananku ke Eropa.  Setelah masuk pesawat,  sebuah pesawat berbadan lebar dengan fasilitas lengkap akan menemaniku dalam perjalanan ke Milan Italia. Suasana nyaman, tenang, sekali kali diiringi senyuman pramugari pramugara yang manis, sambil menawarkan makanan dan minuman selama penerbangan.
Tepat Jam 18.30 pesawat tinggal landas menuju Dubai. Perjalanan Jakarta-Dubai  di tempuh selama  8 jam. Ini suatu perjalananku yang paling lama selama  ini.  Sebuah perjalanan yang melelahkan  berbaur menyenangkan mengiringiku dalam setiap langkah menuju ke Milan. Untuk mengisi  waktu,   kami hanya main-main I pad, sekali-kali berusaha memejamkan mata untuk bisa tidur, tapi apa daya , mata tetap nggak bisa di ajak untuk tidur.
Tak terasa, waktu udah menunjukkan  jam 02.00 malam waktu Dubai. Ini artinya 1 jam lagi saya akan sampai di Semenanjung Arab. Sambil menunggu waktu, hanya doa-doa yang kupanjatkan. Beberapa menit kemudian, salah satu awak maskapai Emirates Airways mengumumkan,
Sebentar lagi sampai di Bandara Dubai International,  diharapkan para penumpang mengencangkan ikat pinggang”. Detik-detik mendaratnya pesawat, mengapa hatiku berdetak-detak ? Apakah ini baru pertamaku menginjak Semenanjung  Arab?  Pintaku dalam hati.
Tak lama kemudian  pesawat Emirates Airways Boing 7000 ER 300 mendarat di Bandara International Dubai.  Beberapa saat kemudian, seluruh penumpang keluar  dan langsung dijemput bis menuju ruang transit. Tak saya pikirkan sebelumnya, jarak ruang kedatangan  menuju ke ruang transit cukup jauh.  Kami sampai di Dubai International jam 03.00 malam. Sesuatu yang membuat saya kagum, padang pasir di semenanjung teluk  Persia yang begitu luas   telah disulap menjadi kota pantai yang begitu ramai dan mempesona. Sebuah pemandangan yang indah, kerlap kelip lampu  disertai gedung pecangkar langit yang dihiasi lampu  warna-warni menambah semangat dalam perjalananku sampai di Dubai.
Kira-kira 10 menit perjalanan, saya sampai di ruang transit, kami dan rombongan langsung menuju ke pengecekan paspor, selanjutnya  menuju ruang tunggu. Perjalanan akan dilanjutkan ke Milan Naik Pesawat Emirates Airways jam 04.00  waktu Dubai. Jadi masih ada waktu 1 jam untuk melepaskan rasa lelah dan ngantuk, dan melenturkan otot kaki. Tak lama kemudian kami  bersama rombongan berjalan-jalan di sekitar ruang tunggu.
Suasana malam sungguh menakjubkan, bagaikan jamur tumbuh di musim hujan, dengan hiruk pikuk manusia dari berbagai ras, negara yang menggunakan dubai sebagai kota transit, sehingga banyak orang berlalu- lalang untuk melakukan transaksi. Suasana menjadi ramai memadati supermarket  yang melayani pembeli selama 24 jam. Di lokasi ini dijumpai barang-barang berkelas dunia.  Mulai emas asli Dubai, dasi Italia, sepatu , parfum asli Perancis dll. Transaksi hanya bisa dilakukan dengan uang dinar, Euro dan dollar Amerika. Suasana malam itu ,  bagaikan Supermall  yang  dipadati orang  belanja. ............ bersambung

(sing nulis : Wijiyono)