Akhirnya bagian kedua dari kisah perjalanan di dua negara milik pak Wijiyono hadir juga di sini. Kisah pertamanya bisa Anda lihat di bagian pertama Perjalananku di Dua Negara. Yuk kita ikuti kisah berikutnya yang mulai menginjak di negeri jauh di sana.
****
(sing nulis : Wijiyono)
****
Sabtu
pagi tanggal 22 september 2012, Sehabis
makan pagi, kami bersama rombongan berjalan-jalan di sekitar hotel menuju ke
jalan Duren Tiga dan pasar minggu hingga sampai ke Pancoran sambil
menikmati suasana pagi di Jakarta, kebetulan sabtu merupakan hari libur sehingga
banyak ditemui orang jalan pagi. Kami
duduk sebentar menghilangkan rasa capek dan penat kaki, selanjutnya kami dan
rombongan berbalik arah menuju ke jalan pasar Minggu untuk Kembali ke hotel
Kaisar. Kira-kira jam 0.9.00, kami
sampai di hotel dan duduk-duduk di lobi hotel menunggu informasi kegiatan dari
panitia. Memanfaatkan waktu senggang, kami bersama rombongan sekali-kali
ceprat cepret dengan gayanya yang klasik.
Tak lama
kemudian, Mas Sugeng datang, dan menginformasikan semua peserta benchmarking
segera kumpul di ruang 301 lantai 1, untuk menerima pengarahan dari pak
Wastandar. Beliau sebagai pimpinan program benchmarking ke Eropa. Tak lama
kemudian peserta masuk ruangan, dan
bertemu dengan pak Rahmansyah. Beliau
sebagai team yang mengatur perjalanan kami selama di Eropa.
Beberapa menit
kemudian, pak Wastandar datang.
Beliau didampingi oleh mas Jaka dan mbak Titah, sebagai perwakilan dari
Kemendiknas. Acara meeting dimulai jam 11.00, diakhiri jam 12.00 siang. Acara
selanjutnya pembagian paspor, visa dan
tas untuk perjalanan. Usai penyerahan dokumen perjalanan, kami bergegas masuk
ke kamar untuk persiapan pemberangkatan. Kami diberi waktu hanya 15 menit untuk
siap-siap, dan harus kumpul di lobi sambil membawa koper masing-masing.
Kemudian kami
sambil duduk-duduk di lobi menunggu jemputan datang. Tak lama kemudian bis
Cipaganti meluncur dari depan hotel, masuk di plataran hotel. Seorang pegawai hotel menghampiri kernet, kemudian balik menuju ke
lobi, dan memberitaukan mobil jemputan
sudah datang. Lalu kami dan rombongan bergegas menuju bis.
Kira-kira jam 13.00
bis berangkat menuju ke bandara Sukarno-Hatta. Selama perjalanan kami ditemani
pihak panitia, yaitu Mas Sugeng dan Mas Wahyu. Beliau berdua yang bertanggung
jawab masalah pemberangkatan dan kepulangan
nanti sampai di Indonesia.
Tepat jam
15.00 kami sampai di bandara dan
dikumpulkan di di depan Gate 2A pemberangkatan ke luar negeri. Di sana sudah
ditunggu mas Niman dan mas Sopyan, Dia
yang membantu pengurusan masalah bagasi
saat di bandara. Jam 17.00, Kami cek
in dan harus antri satu-satu untuk pengecekan
paspor diplomatik, alhamdulillah lancar dan cepat.
Setelah
selesai kami menuju ke tempat tunggu pemberangkatan pesawat Emirates Airways Gate
E8 jurusan Milan transit di Dubai Uni Emirate Arab. Pesawat akan terbang jam
18.30 sore, jadi masih ada waktu untuk
melepas lelah, saya rebahkan badan dan
letakan tas jinjing sambil menunggu
waktu, kupejamkan mataku, tapi sulit terpejam. Mungkinkah karena angan-anganku
tuk sampai tanah jazirah Arab, yang
konon merupakan tanah bersejarah umat islam.
Jam 16.30,
semua penumpang masuk ke pesawat Boeng 7000 ER 300, semua antri dan masuk satu
persatu melewati pintu utama sambil memegangi tiket. Saya mendapat kursi 25 E
yang dekat jendela, suatu tempat yang nyaman. Kami masuk ke pesawat dan di
sambut dengan ramah pramugari, pramugara yang berpakaian sopan sehingga
menambah senang perjalananku ke Eropa.
Setelah masuk pesawat, sebuah pesawat
berbadan lebar dengan fasilitas lengkap akan menemaniku dalam perjalanan ke Milan
Italia. Suasana nyaman, tenang, sekali kali diiringi senyuman pramugari
pramugara yang manis, sambil menawarkan makanan dan minuman selama penerbangan.
Tepat Jam
18.30 pesawat tinggal landas menuju Dubai. Perjalanan Jakarta-Dubai di tempuh selama 8 jam. Ini suatu perjalananku yang paling
lama selama ini. Sebuah perjalanan yang melelahkan berbaur menyenangkan mengiringiku dalam
setiap langkah menuju ke Milan. Untuk mengisi waktu, kami hanya main-main I pad, sekali-kali
berusaha memejamkan mata untuk bisa tidur, tapi apa daya , mata tetap nggak
bisa di ajak untuk tidur.
Tak terasa,
waktu udah menunjukkan jam 02.00 malam
waktu Dubai. Ini artinya 1 jam lagi saya akan sampai di Semenanjung Arab. Sambil
menunggu waktu, hanya doa-doa yang kupanjatkan. Beberapa menit kemudian, salah
satu awak maskapai Emirates Airways mengumumkan,
“Sebentar lagi sampai di Bandara
Dubai International, diharapkan para
penumpang mengencangkan ikat pinggang”. Detik-detik mendaratnya pesawat, mengapa
hatiku berdetak-detak ? Apakah
ini baru pertamaku menginjak Semenanjung
Arab? Pintaku dalam hati.
Tak lama
kemudian pesawat Emirates Airways Boing
7000 ER 300 mendarat di Bandara International Dubai. Beberapa saat kemudian, seluruh penumpang
keluar dan langsung dijemput bis menuju
ruang transit. Tak saya pikirkan sebelumnya, jarak ruang kedatangan menuju ke ruang transit cukup jauh. Kami sampai di Dubai International jam 03.00
malam. Sesuatu yang membuat saya kagum, padang pasir di semenanjung teluk Persia yang begitu luas telah disulap menjadi kota pantai yang begitu
ramai dan mempesona. Sebuah pemandangan yang indah, kerlap kelip lampu disertai gedung pecangkar langit yang dihiasi
lampu warna-warni menambah semangat
dalam perjalananku sampai di Dubai.
Kira-kira 10
menit perjalanan, saya sampai di ruang transit, kami dan rombongan langsung
menuju ke pengecekan paspor, selanjutnya
menuju ruang tunggu. Perjalanan akan dilanjutkan ke Milan Naik Pesawat
Emirates Airways jam 04.00 waktu Dubai.
Jadi masih ada waktu 1 jam untuk melepaskan rasa lelah dan ngantuk, dan
melenturkan otot kaki. Tak lama kemudian kami
bersama rombongan berjalan-jalan di sekitar ruang tunggu.
Suasana malam
sungguh menakjubkan, bagaikan jamur tumbuh di musim hujan, dengan hiruk pikuk
manusia dari berbagai ras, negara yang menggunakan dubai sebagai kota transit,
sehingga banyak orang berlalu- lalang untuk melakukan transaksi. Suasana
menjadi ramai memadati supermarket yang
melayani pembeli selama 24 jam. Di lokasi ini dijumpai barang-barang berkelas
dunia. Mulai emas asli Dubai, dasi Italia, sepatu , parfum asli Perancis dll. Transaksi hanya
bisa dilakukan dengan uang dinar, Euro dan dollar Amerika. Suasana malam itu
, bagaikan Supermall yang dipadati orang
belanja. ............ bersambung
(sing nulis : Wijiyono)