Lidi dan Pohon Kelapa -->

Header Menu

Lidi dan Pohon Kelapa

Jumat, 05 Oktober 2012

sumber gbr: shellaipa1biologidaun.blogspot.com
Lidi, terdiri dari 4 huruf, L, I, D dan I. Nggak tau siapa yang pertama menemukan kata ini,. Kayaknya nanya sama paman Google pun belum tentu dia tau ya? Kata itu dipergunakan untuk menamakan suatu benda yang berasal dari tulang daun pohon kelapa yang telah dipisahkan dari daun itu sendiri dengan cara di-sisik (Jawa). Kalau masih basah – meskipun sendirian – dia ulet dan cukup sulit dipatahkan.  Semakin kering – semakin mudah dipatahkan.

Keberadaan Lidi ini semakin mengukuhkan pameo bahwa seluruh bagian dari pohon kelapa memang dapat dimanfaatkan, mulai dari batangnya, buah kelapa-nya, yang terdiri dari dari sabut kelapa, batok kelapa, daging buah kelapa maupun air kelapanya sendiri, semua usefull bagi manusia. Demikian juga daunnya, ketika muda – dia dapat menjadi hiasan indah yang tidak pernah ketinggalan – melengkapi suatu pesta pernikahan atau hajatan lainnya. Juga dapat dipakai untuk membuat ketupat, makanan khas untuk idul fitri. Bahkan dibeberapa daerah masih mengeal event Bakdo Kupat. Untuk daun yang sudah tua, masyarakat dulu biasa menganyam untuk enjadikannya atap, atau peutup dinding. (Sekarang sudah tidak lazim)

Nah kalau lidi berbeda lagi. Manfaatnya juga bermacam-macam. Masih ingat ketika  kecil dulu, kalau ke pasar Ibu suka membeli oleh-oleh Thiwul dan Gathot, makanan dari singkong,  nah biasanya makanan itu dibungkusnya pakai daun pisang. Nah lidi dimanfaatkan sebagai pengancing daun itu supaya bisa menjadi bentuk seperti mangkok, sehingga makanannya tidak tumpah. Fungsi ini kayaknya dah banyak ditinggalkan ya sekarang? Paling gak di Jakarta, saya sudah jarang melihat. Karena pembungkus daun pisang dah jarang dipakai, orang cenderung menggunakan plastik atau stereofoam. Bahkan kalau orang membuat lemper atau arem-arem, meskipun masih menggunakan daun pisang sebagai pembungkus tapi penguncinya menggunakan isi staples. Lidi dah ditinggalkan. Mungkin susah mencarinya.  Oh ya, waktu belum ada tusuk gigi, lidi juga dapat dipergunakan untuk ngorek-ngorek sisa makanan yang ada di gigi kita lho… he..he…

Fungsi lidi yang paling umum dan masih lazim dipergunakan adalah untuk membuat sapu. Namanya sapu lidi, terdiri dari ratusan lidi yang diikat menjadi satu pada bagian pangkalnya, yang juga berfungsi sebagai pegangan. Ada sapu yang lidinya sengaja tidak dipangkas pada bagian ujungnya, sehingga cukup lembut untuk bisa menyapu lantai yang halus, atau membersihkan tembok yang kotor. Namun sebagian sengaja dipangkas ujungnya, sehingga cukup kuat untuk menyapu dan membersihkan sampah-sampah yang cukup besar ukurannya.
Eh, kok jadi kemana-mana, maksud saya, saya ingin mengajak anda untuk melihat bagaimana kondisi dan fungsi lidi ketika dia sendirian dibandingkan ketika disatukan dan diberi ikatan yang kuat. Apa anda bisa mebedakannya? Ya tentu saja. Guru-guru kita mungkin banyak yang memberikan contoh bagaimana manfaat persatuan, ikatan atau forum, dengan menggunakan lidi sebagai perumpaan. Kita akan dengan mudah mematahkan satu lidi ketika dia sendiri, meskipun kalau masih muda dia cukup ulet. Namun  kita akan kesulitan melakukan hal yang sama kalau lidi itu dah terkumpul dan mempunyai ikatan yang kuat, misalnya dalam bentuk sapu. Ketika sendiri lidi memang punya fungsi seperti saya gambarkan di atas, namun fungsi itu akan berlipat ganda ketika dia di satukan. Kita tidak akan bisa mebersihkan halaman kita yang penuh sampah hanya dengan menggunakan satu atau dua lidi. Namun dengan sapu yang bagus, hal itu akan mudah kita laksanakan.
 Sumber gbr: fiksi.kompasiana.com

Itulah yang mendasari kami membentuk forum alumni SPMN Prambanan lulusan 1986. Kami sadar bahwa pasti ada hikmah dan manfaat yang besar jika kami bisa mengefektifkan forum ini untuk saling berbagi. Ustadz Idris, salah satu teman kami mengatakan bahwa minimal forum ini dapat memperpanjang silaturahmi, yang dengan-nya umur kita bisa makin panjang, dan rizki kita makin luas dan terbuka. Eh, ini sabda Rasul lho, jangan sembarangan. Kita mesti percaya hal itu. Dengan keragaman kami setelah terpisah selama puluhan tahun, kini kami berkumpul kembali dan siap berbagi untuk kemaslahatan bersama.

Itu juga yang diharapkan oleh Kepala Sekolah SMPN I Prambanan, dalam sambutannya, ketika kami mengadakan Reuni – Agustus kemarin. Beliau berharap, selain bermanfaat untuk anggota, forum alumni 1986 diharapkan juga dapat bermanfaat buat sekolah kami, khususnya buat adik-adik kami yang sekarang masih giat menuntut ilmu di sana.

So…mari kita temukan hikmah dan kemanfaatan itu. Ada yang sudah dapat? Siap membersihkan halaman yang penuh sampah? Silahkan tulis ide anda, di sini….!! (sing nulis: Agus Bh)