Dialah
yang mengangkat tangannya untuk mendoakan kita saat kita telah tiada
·
Anak adalah Amanah
Titipan
dari Allah yang harus kita jaga sebaik mungkin karena anak adalah investasi
masa depan kita, bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
·
Anak adalah rejeki
Harta
paling berharga yang kita miliki.
·
Anak adalah ujian
Cobaan
bagi orang tua. Apakah kita bisa lulus
atau bisa melewati ujian dengan baik atau malah gagal dalam menyelesaikan ujian
ini.
*****************
Berawal suatu pagi di bulan September 2012,
Rissa putri semata wayang kami tiba-tiba menangis kesakitan sambil memegangi
perutnya disertai muntah-muntah. Tak terbayang betapa paniknya aku. Tanpa pikir
panjang lagi, segera aku larikan Rissa ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan tak
henti-hentinya dia menangis kesakitan…
Duuh, seandainya aku bisa
menggantikan rasa sakit itu, ya Allah… begitu teriris hati ini mendengar tangis
kesakitannya.
20 menit perjalanan terasa begitu panjang
dan menyiksa. Akhirnya sampai kami di Rumah Sakit, masuk ruang IGD, langsung
periksa lab darah dan urine. Sambil menunggu hasil lab, tak henti - hentinya
aku berdoa …Ya Allah semoga tidak terjadi sesuatu pada anak kami, semoga bukan
sesuatu yang serius, semoga tidak harus menjalani rawat inap…..
Kurang lebih satu jam , hasil lab
selesai.. , dan apa yang aku khawatirkan
terjadi, ya Allah…ternyata telah terjadi infeksi. Rissa diharuskan menjalani
rawat inap dan dirujuk ke dokter spesialis urologi.
Rissa harus menjalani serangkaian tes, USG
dan entah apalagi namanya, …dan akhirnya, diagnosis dokter benar-benar di luar
perkiraan kami, tak pernah kami bayangkan sebelumnya…. Ternyata saluran ginjal sebelah kanan bengkak
dan infeksi, Nampak batu ginjal, dan yang lebih membuat aku terhenyak, seakan tak
percaya, .. ginjal yang sebelah kanan sudah tidak berfungsi !!!.... Ya Allah,
aku terpaku,..…. Vonis itu begitu dahsyatnya , …aku tak mendengar lagi apa yang
dikatakan dokter selanjutnya, … yang ada di pikiranku waktu itu bagaimana
anakku harus melanjutkan hidupnya, meraih asanya, menggapai cita-citanya kalau
satu ginjalnya tidak berfungsi lagi????...Inikah cobaan Mu ya Allah, tapi kenapa harus anakku, anak semata wayang
yang begitu kami dambakan bisa menjadi tempat kami bersandar di hari
tua????....
Saat itu, tak ada lagi semangat untuk
menjalani hidup ini.. aku tau ya Allah, putus asa adalah hal yang Engkau
murkai, …tapi, bagaimana aku sanggup melihat Rissa, anak tunggal kami harus
berjuang menahan rasa sakit itu….
“ Ibu….”….aku tersentak. Rissa memanggilku,
memandangiku penuh harap dengan wajah pucatnya. Astaghfirullah, …ampuni aku Ya Allah yang telah berpikir
sempit, tidak bisa menerima cobaanMu. aku
tersadar, kalau aku lemah, siapa yang akan menjaga, merawat dan mengurus anakku???..ya, aku harus kuat,
aku harus tegar,.. demi anakku!.
Selanjutnya Rissa harus menjalani beberapa tes lab dan
pemeriksaan medis lainnya. Sendiri harus aku hadapi bagaimana tubuh kecil
anakku di tusuk jarum suntik, jarum infuse, dirontgen, dimasukkan berbagai obat
untuk mengetahui fungsi ginjalnya, ( karena bapaknya selalu ‘lari’ , setiap
kali Rissa mau menjalani tes lab, gak
tega melihat tubuh anaknya ‘disakiti’ katanya .… he hee…ternyata tidak sekuat
fisiknya ya ). Setiap kali selesai menjalani tes lab Rissa selalu mengeluh
mual, juga muntah dan demam. Jika malam datang, hati ini semakin nyeri, melihat
Rissa tidak bisa tidur nyenyak, selalu gelisah, suhu badannya tinggi dan
menggigil, sebentar-sebentar bangun dan merengek..
” Ibu, kita pulang ya?”, matanya menatap penuh harap kepadaku.
“
Iya nak, besok kita pulang ya”, jawabku sambil tersenyum, meskipun hati ini
begitu sakit.
“Sekarang bobo’ dulu ya wuk”, aku usap-usap
kepalanya sampai tertidur.
Dalam sepinya malam, hanya kepadaMu lah Ya
Allah tempat aku menumpahkan semua kegelisahan, kesedihan, tempat aku mengadu,
tempat aku memohon, ….sembuhkanlah anakku ya Allah, ambillah, angkatlah semua
penyakit dari tubuh anak hamba ya Allah….berikanlah dia kekuatan ..aku percaya
Engkau mendengar doaku ya Allah, aku percaya akan kekuasaanMu,..
Setelah berhari-hari menjalani pemeriksaan,
akhirnya dokter memberitahukan kalau tindakan pertama yang akan dilakukan adalah
untuk mengeluarkan batu ginjalnya terlebih dahulu, dan dokter memberi obat
untuk menghancurkan batu ginjalnya karena belum berani melakukan operasi, takut
mengganggu fungsi ginjal sebelah kanan. Dan untuk sementara Rissa diizinkan
untuk dirawat jalan dan setiap 5 hari sekali harus kontrol ke rumah sakit.
Kurang lebih 1 bulan kami harus bolak balik
ke rumah sakit. Dalam kurun waktu itu kondisi Rissa naik turun, kadang membaik
kadang memburuk. Setiap kali kontrol, rasa cemas dan khawatir selalu
menghantuiku. Kontrol pertama, kedua,
ketiga, keempat masih tetap sama, masih terlihat batu ginjal dan masih bengkak
ginjal yang sebelah kanan. Tapi tak putus-putusnya aku berdoa dan berharap,
semoga Allah menunjukkan kuasa Nya…
Dan,…. Alhamdulillah…. Akhirnya ‘keajaiban’
itu terjadi. Kontrol yang kelima, terlihat
di layar USG , ginjal Rissa sudah
bersih, tidak nampak ada batu lagi.
Untuk memastikan, dokter menganjurkan untuk di rontgen, dan di rujuk ke dokter spesialis
radiologi,. Subhanallah, ternyata memang benar batu ginjalnya sudah hilang, dan
yang membuat kami begitu bersyukur karena ginjal sebelah kanan ternyata…. sudah
berfungsi normal !!!... Tak bisa terbayangkan bagaimana bahagianya kami waktu
itu, bersujud aku mengungkapkan rasa syukur yang begitu dalam… terima kasih ya
Allah,. Engkau telah mendengar doa kami.
Hari-hari berikutnya berjalan seperti
biasa, Rissa sudah sibuk dengan segala aktivitasnya di sekolah. Ikut lomba
cheerleaders Pajak Cup 2012, lomba dance yang Alhamdulillah selalu dapat
membawa nama baik sekolahnya.
2 minggu setelah itu Rissa mengikuti
olimpiade kimia se-provinsi Riau. Hari pertama babak penyisihan berhasil lolos, masuk ke babak semi final juga
terlewati. Menjelang final, tiba-tiba Rissa demam tinggi, . Semula kami kira
karena kecapekan, terlalu banyak kegiatan. Ternyata sampai hari kelima demamnya
belum turun malah diikuti dengan muntah, dan yang lebih mengejutkan lagi,
ternyata urine nya berwarna coklat pekat.
Duuuhh, …hati ku semakin tidak karuan. Kami
bawa Rissa ke rumah sakit. kami mengira ada masalah lagi dengan ginjalnya, maka
kami bawa lagi ke dokter urologi yang menangani dulu. Oleh dokter yang
bersangkutan langsung di USG, ternyata ginjalnya normal, maka disarankan untuk
periksa lab urine dan darah. Satu jam
menunggu, akhirnya dokter memberitahu kami kalau ada masalah dengan fungsi
hatinya. Hasil lab menunjukkan kalau SGPT ( fungsi hati ) Rissa mencapai 967,
padahal standar normal hanya 30 – 60 !!!. 15 x lipat, ya Allah…. Akhirnya Rissa dirujuk
ke dokter spesialis penyakit dalam.
Yang terjadi selanjutnya sungguh di luar
dugaanku… entah apalagi yang dikatakan dokter itu, yang jelas , yang terngiang
di kepalaku adalah waktu dokter mengatakan:
“ Rissa harus segera dirawat, karena ini adalah masa-masa kritisnya , anak bisa
sewaktu-waktu koma!!!” .., dan menurut diagnose dokter ternyata Rissa menderita
hepatitis kronis, yang bisa berakibat Sirosis/ kanker hati, dan memerlukan
waktu 9 bulan sampai 1 tahun untuk penyembuhan !!……dan parahnya lagi ternyata
lambungnya juga sudah mengalami infeksi !!... aku terpaku, lidah ku kelu…tak
bisa berkata sepatah katapun,..lama aku termangu, Ya Allah, apakah aku sekuat
itu ya Allah, sehingga Engkau beri aku cobaan seberat ini ???....
Aku merasa benar-benar diuji ketabahan,
kesabaran dan ketegaranku sebagai seorang ibu. Bagaimana aku harus menyaksikan anakku yang biasanya selalu ceria
dan aktif tiba-tiba harus terbaring lemah di tempat tidur, harus bedrest total.
Bagaimana aku bisa menghadapi masa-masa kritis anakku, . Bagaimana aku harus
menghadapi sendiri saat darah segar keluar dari hidung dan mulut anakku,
berkali-kali dalam sehari !!!…bagaimana aku sanggup melihat tubuh anakku yang
semakin hari semakin kurus…ya Allah, berikan aku kekuatan untuk menghadapi
semua ini, tiada tempat aku mengadu selain Engkau ya Allah….
Hari-hari aku lalui di rumah sakit, beruntung
perawatnya ramah-ramah, cepat pelayanannya dan sewaktu-waktu siap menerima keluhan dari
pasien. Ternyata banyak dari mereka yang berasal dari Jawa, karena rumah sakit
ini bekerjasama dengan AKPER Panti Rapih Jogyakarta, dan kami cepat akrab
karena merasa sama-sama orang perantauan…
Dan …Alhamdulillah akhirnya Rissa bisa
melewati masa-masa kritisnya. Tetapi ternyata kesabaranku belum berhenti diuji.
Lepas dari masa kritis, mungkin karena sudah merasa capek atau bosan harus
berbaring saja di tempat tidur, Rissa mulai merengek minta sekolah….ya ampun, aku
bingung, bagaimana aku harus menenangkan anakku, bagaimana aku harus memberinya
pengertian kalau dia harus istirahat total dalam jangka waktu yang lama???..
Beruntung, Rissa punya banyak teman yang
setiap hari datang bergantian memberikan support dan bisa menghibur Rissa. Aku
terharu akan kesetiakawanan mereka, bahkan ada yang setiap hari datang menemani
Risa, ngobrol dan bisa membuat Risa tersenyum.
Hari-hari seakan lama berlalu. Aku hanya
bisa berharap dan berdoa, semoga ‘keajaiban’ itu terjadi lagi,. Aku masih
percaya ada ‘mukjizat’ untuk anakku….
Lebih
1 bulan Rissa bedrest, kondisinya sudah mulai membaik . Sudah bisa beraktivitas
ringan. Tanggal 28 Desember 2012, dari hasil lab ternyata SGPT Rissa sudah pada
standar normal ( 60 ) …dan,…Fungsi hatinya sudah normal!!.. Subhanallah….kesekian
kalinya aku bersujud syukur …. Yang diperkirakan dokter waktu penyembuhan minimal
9 bulan, ternyata dalam waktu kurang dari 2 bulan anakku sudah membaik !!…sungguh
di luar dugaan,
ternyata keyakinanku terjawab, …Allah
mendengar doa ku…. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah.
Sekarang anakku sudah bisa kembali sekolah,
meskipun sampai 6 bulan kedepan belum bisa melakukan aktivitas yang berat.
Begitu bahagianya, melihat dia kembali ceria, bisa bercanda lagi dengan teman-temannya.
Berangsur-angsur berat badannya juga sudah mulai naik, sudah terlihat segar.
Setiap pagi, setelah mengantar sekolah, sering aku perhatikan bagaimana anakku
tertawa –tawa sambil bersendau gurau. Aku ikut tersenyum, merasakan kebahagiaan
yang teramat besar.
Di lubuk hati yang paling dalam ada
penyesalan dan rasa bersalah terhadap anakku. Selama ini aku telah menuntut
Rissa untuk selalu mendapat nilai yang bagus dan menjadi juara umum di sekolah.
Ada kebanggaan tersendiri setiap penerimaan raport , namanya selalu masuk sebagai juara umum. Ternyata, sekarang aku merasa kalau kesehatan
Rissa lebih dari segalanya.
“Maafkan
ibu ya wuk….ternyata engkaulah anugerah terindah yang ibu miliki, engkaulah
kebanggan ibu, ..gapailah asa mu nak, kejar cita-citamu setinggi langit, semoga
Allah selalu melindungimu dan memudahkan setiap langkahmu…. Amin.”
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan rasa
terima kasih saya yang sebesar-besarnya terutama kepada bu drg, Sri Martini,
pak Tri Pangkat Sosiawan, pak Ketua Agus
Budiharjo yang selama Rissa dirawat tak bosan-bosannya memberikan motivasi dan
dukungan sehingga saya bisa kuat menghadapinya. Juga pak guru Sarono, bu Sri
Sumiatun dan pak Wiedodo dan juga semua temen-temen yang sudah mendoakan tuk
kesembuhan anak kami….matur nuwun sedoyo.. . tuk pak ustadz Edris Ernawan,
matur nuwun sudah mau ‘menerbitkan’ dan ‘mempublikasikan’ tulisan saya…meskipun
sempat ‘dioyak-oyak’, tapi yang penting kan tidak melewati dari date line yang
telah ditetapkan…he hee.. (iya kan pak ustadz?)
Terakhir , saya mau berbagi ‘oleh-oleh’
dari Kahlil Gibran , semoga bisa menjadi cermin untuk menjadi busur yang kuat
dan mantap, untuk mencari arah, sasaran yang tepat bagi setiap anak panah.
Memang Sang Pemanah yang akan mengarahkan tapi seringkali busur menjadi keras
kepala mencari sasaran sendiri.. untuk bisa pasrah dan berguna ditangan Nya
terkadang kita membutuhkan cermin.:
Anakmu bukan anakmu! (Kahlil Gibran)
Anak adalah kehidupan, mereka sekedar lahir
melaluimu tetapi bukan berasal darimu.
Walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu,
curahkan kasih sayang tetapi bukan memaksakan pikiranmu
karena mereka dikaruniai pikirannya sendiri.
Anak adalah kehidupan, mereka sekedar lahir
melaluimu tetapi bukan berasal darimu.
Walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu,
curahkan kasih sayang tetapi bukan memaksakan pikiranmu
karena mereka dikaruniai pikirannya sendiri.
Berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak jiwanya, karena
jiwanya milik masa mendatang, yang tak bisa kau datangi
bahkan dalam mimpi sekalipun.
Bisa saja mereka mirip dirimu, tetapi jangan pernah
menuntut mereka jadi sepertimu.
Sebab kehidupan itu menuju ke depan, dan
tidak tenggelam di masa lampau.
Kaulah busur, dan anak-anakmulah anak panah yang meluncur.
Sang Pemanah mahatahu sasaran bidikan keabadian.
Dia menentangmu dengan kekuasaanNya,
Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat
Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap.