sumber gmbr: motivasi-islami.com |
“Tenang aja bos..aku apreciate banget kok cuman wektuku rung
sempat”, begitu dia jawab ketika saya nagih tulisan untuk blog angkatan 86.
Jawaban itu sempat membuat lega hati karena ternyata meski si dokter gigi ini
belum sempat ngirim tulisan untuk blog forsipannam, namun dia tetap memberikan
apresiasi pada komitmen bersama bahwa alumni SMP Negeri Prambanan Klaten
Angkatan 86 akan membuat blog, sebuah blog yang akan difungsikan sebagai sarana
komunikasi. Karenanya, blognya pun diberi nama forsipannam (Forum silaturahmi
Angkatan Delapan Enam)
Sebenarnya saya sendiri ragu saat akan membuatnya. Ragu
karena akan sia-sia jika blog tidak pernah di update. Atau hanya satu dua
orang saja yang menulis di blog itu. Bisa jadi image yang muncul nanti dikira
blog itu hanya milik orang-orang tertentu saja. Kalau begitu, fungsi blog
sebagai sarana silaturahmi menjadi tidak ada. Karenanya, begitu ada tanggapan
dari sang ketua dan juga beberapa teman yang lain yang akan ikut nulis juga,
akhirnya ada semangat dan kelegaan juga. Apalagi ada yang jelas-jelas
menyatakan bahwa dia sangat aprisiatif terhadap blog itu, ya meski tulisan juga
belum terkirim. Gak papalah.
“Next time,” tambahnya. “Tunggu aku off dari kesibukan
ndinonan (keseharian)”, lanjutnya.
Aku terkejut,”Hah mau nulis aja nunggu off dari kesibukan
harian”. Isi chat itu aku balas dengan cepat.
Sebegitu besarkah syarat yang harus dipenuhi
oleh seorang yang akan menulis. Waktu yang benar-benar longgar. Hemmmm. Padahal
aku nulis ini disela-sela nunggu antrian numpuk berkas. Daripada aku duduk
ngelamun, mendingan buka laptop terus nulis apa saja.
“Aku sempatnya biasanya klu lg liburan tunggu ajalah tanggal
maennya”, balasnya.
“Lho masak selama satu pekan ndak ada liburnya”,sahutku
segera.
“Toh pak ketyua dan pak edris dah nulis...he..he..”,
sambungnya
“Weleh, ntar blog nya bukan forum 86 donk”, aku langsung
ingat dengan apa yang pernah dikatakan pak Agus Budiharjo tatkala aku meminta
beliau nulis lagi.
“Aku kerja 7 hari dalam seminggu”, lanjutnya.
“Hah?!” aku semakin terkejut
“Pagi-siang di kantor jam 4 sore sd jam 11 mlm di rmh, minggu
pagi sd sore juga liburku cuman minggu malem seninnya biasaanya aku kabur dari
rumah klu liburan tgl merah ato harpitnas”
“Wow bu dokter ki perhatian banget sama pasien yo….sip……”,
diam-diam aku salut juga pada dokter gigi muda yang cantik ini (eits…kebablasan,
gak papa ya).
“Klu aku msh stay di rmh...waktuku tetap untuk mereka yg
membutuhkan aku..he..he...”.
Agak terpaku juga aku membaca jawaban chat ini. Kalimat ‘Kalau
aku masih stay di rumah…waktuku tetap untuk mereka yang membutuhkan aku..”.
Diam-diam kalimat ini masuk ke bawah sadarku dan tertanam
dalam di sana. Hingga aku berpikir seandainya ada seorang yang mempunyai
profesi tertentu kemudian dia dedikasikan kepada yang membutuhkannya, dengan
total, all out pasti ia akan membawa banyak manfaat pada orang lain.
Sebuah
hadits yang pernah diucapkan sang ketua saat reuni kemudian melintas dalam
hatiku.
“Orang yang terbaik adalah orang yang paling banyak
mendatangkan manfaat pada orang lain”, demikian kira-kira dulu pak Ketua
menjelaskan, meski tidak dengan penekanan.
Tetapi hari ini saat aku kembali
mencermati chatinganku dengan salah satu alumni SMP Negeri Prambanan Klaten
yang kini menjadi dokter gigi, secara spontan kata-kata sang ketua yang
merupakan nukilan sebuah hadits manusia paling sempurna, Rasulullah Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa sallam mencuat dalam ingatanku.
عن جابر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « المؤمن يألف ويؤلف ،
ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس »
Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)
Lalu haruskah kita menyia-nyiakan kesempatan yang telah
Allah berikan berupa kesempatan untuk menjadi orang yang paling banyak membawa
manfaat. Mudah-mudahan kita selalu diberi kemudahan oleh Allah untuk berbuat
yang terbaik untuk Allah, Rasul-Nya dan untuk sesama manusia.
(sing nulis EE disarikan dari chatingan FB dengan bu Dokter
Gigi)